duta

Sabtu, 09 April 2011

Rasa Sebuah Ketulusan


Seorang teman karib menghampiri meja kerja anda, dan memungut sebatang
pensil yang patah. Pintanya, "Boleh aku pinjam ini?" Anda yang sibuk hanya menengok sekelebat dan berkata. "Ambil saja" Setelah itu anda lupa akan kejadian itu selamanya. Padahal bagi teman anda, pensil patah itu amat
berharga demi pengerjaan tugasnya.

Tahukah anda bagaimana "rasa" sebuah ketulusan? Setiap dari kita pasti
pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu
memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa. Apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa, sebagaimana anda menyilahkan teman dekat anda mengambil pensil patah anda.

Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan terima kasih.
Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan.
Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah itu.
Sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi.
Sayangnya tidak mudah juga untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri,
sehingga pensil patah pun tampak bagai pena emas.
Jangan Ingat -ingat perbuatan baik anda. Kebaikan yang anda letakkan dalam
ingatan bagaikan debu yang tertiup angin.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Modern Warfare 3